Terlahir,pertemuan dan perpisahan adalah takdir
Cinta dan benci hanyalah pautan rasa
Rindu akan bayang yang menipis,menggerogoti dada merapuh
Menyesak ritme ruh yang mendenyut
Pikiran berpilin dan memberontak logika
Memecah sunyi ombak di semenanjung
Angin bangun menggeliat menderu
menghempas layar dan tiang
Kapal dan perahu merapat enggan
menjajali riakan garang ombak
Gerombolan camarpun enggan
mengepak, diam di ranting bakau
Barisan gerimis mengundang kelam, bergelayut dan menyaput
muram
Pagi tertidur saat petang bertandang ,mengusir surya dari
pandangan
Pekat kelam menyapa nanar akan warna,tak terbeda lagi nuansa
Hanya gaung bisu dan dingin yang merajai waktu
Tak ada
siapa-siapa dan tak ada apa-apa
Tak ada
lagi. hanya aku .berjalan menyusuri terjal setapak ini
Berharap
menuju ujung dan menyentuh sucinya embun pagi
Masih kudekap
pengap sambil berlari, agar menelan sedu penghabisan
Karena aku srikandi tanpa nama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar