Berkelana dengan kuda
terbangnya
Prajurit laksana perisai
disampingnya
Gagah nian dengan
kepongahannya
Sesosok lantang nian
titahnya
Menyapu setiap lapisan
telinga
Terseok tersungkur para
punggawa
Ah sesosok bak raja
kesiangan
Berkata bak serunai
israfil
Langkah yang menciutkan
serapah
Punggawa bersujud dalam
kecutnya
Angkuh dan pongah membekas
Menggurat dan memudar
Ah sesosok kini mulai
membayang
Berpendar pudar tak
berirama
Pudar, pucat dan hilang
Bersama asap sore itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar