Tertatih ringkih dengan tongkatnya menembus pagi
Kekarnya telah habis dimakan waktu senja
Tulang pipi cekung yang mengembung seiring nafas yang jengah
Keriput tangan dengan selempang yang tersampir lusuh dileher
Sesekali menyeka keringat dimenanjak jalan yang tak lagi
seramah pagi tempo dulu
Sesekali dia terseok dan berhenti mengatur nafas yang kian
berat
Batuk yang menggerogoti parunya tak mengiba ketika asap juga
menerobos kerongkongannya
Tersedak dan mengguncang tubuh ringkihnya
Dia duduk dirumputan yang mengering membetulkan selempangnya
Ya hanya selempang itu yang tau cerita pagi dan situa itu
Dia termenung sambil mengurut dada yang semakin perih
Pagi di negriku dulu sangat indah dan damai
Jalanan teduh oleh rimbunnya pepohonan
Alam terasa damai ketika sinar matahari menyapa hangat kulit
Telinga dimanjakan nyanyian burung yang bercengkrama di
ranting
Udara sejuk melegakan saraf-saraf dada
Bahunya berguncang dengan dada naik turun menghela berat
Ada perih penyesalan yang bergemuruh didada tua itu
Ah kalau kau tak serakah dan tamak akan negrimu
Tak silau akan uang dan janji modernisasi yang kini menyengsarakan
hari tuamu
Pastilah hutan dan lahan hijau masih terhampar elok
ditanahmu ini
Pasti udaramu tak berganti asap hitam pekat ini
Pasti kau masih bisa melihat matahari
Pastilah kau bisa bermanja mesra pada pagi dan sore yang merah merona
Situa melemah dengan batin yang mengecam
Pandangan semakin nanar tersaput kabut asap yang semakin menebal
Paru semakin sengsara dan menjerit tak mampu memilah udara
Tersenggal dan lirih situa berbisik sendu
“maafkan aku negriku,ketika aku muda menyia-nyiakan alamku
Aku merobek dan
mengais sampai kedalam perutmu
Menyeruput serakah
minyak dan tambangmu dengan selang besiku
Tak kuhiraukan kesengsaraanmu
hingga kini kau pantas membalasku
Diwaktu senjaku ini
aku merindu akan pagi dan rona kau dulu”
Asap semakin menebal pekat menyesakkan
Panas api keserakahan semakin tak terjinakkan
Membakar setiap yang dilaluinya tanpa iba
Menyesakkan paru-paru generasi belia
Menyesal ,perih dan sesak hati situa
Paru-parunya menyerah lelah mengusir terobosan kabut asap
Detak didada tuanya melemah dan berhenti bersama hitamnya kepulan
asap
#teruntuk RIAU yang
memutih tersaput asap keserakahan(28feb- maret 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar