Rabu, 20 November 2013

=Mata Hujan=


 
ya panggil aku sebagai tukang lapis
melapisi apa saja kurangmu
aku suka kau hujan,jujur
aku bahagia kena rintikanmu
kuyup di ujung rambutku ini
aku terlena, hanyut dengan dentinganmu di genteng itu
jujur aku terlelap dalam ringkukan dan dekapan dinginmu


aku tukang lapis
melapisi pintu-pintu itu
kau tau di baliknya tersimpan banyak keindahan dan sengsara
ada kobar api dan dingin yang meretakkan sendi

ya aku melapisinya
pintu yang kukunci berabad-abad lalu
agar tak satupun menyentuh
tak membuka walau banyak yang inginkan

jujur,aku melapisinya hujan
pintu baja dengan ribuan perisai dan gembok
penyaring yang terpukau
ya aku melapisinya darimu hujan
taukah kau itu?

aku melapisinya darimu
walau mata hujan mu mungkin melihat celah itu
aku melapisinya!kau dengar teriakan itu?
ya lapisan baja,ribuan perisai, dan gembok
mungkin mereka sewaktu melepuh
perlahan berkarat
rubuh dan membuka pintu itu..

lihatkah kau hujan?
ya pintu itu
pintu tak terjejak siapapun dulu
kini membuka

adakah kau lihat hujan?
aku tukang lapis
melapisi ruangmu
menghangatkannya dalam kurungan pintu itu

kini pedulikah kau?
aku melapisinya lagi
menutup celah yang bisa kau lihat
dengan baja dan besi yang lebih tebal
dengan gembok yang tak bisa kuhitung
bahkan aku menelan kuncinya
agar pintu tetap tertutup,
kobar api tak padam dan dingin  tetap membekukan

hujan akankah nadamu sama?
selaras dari dawai langit yang maha luas
tanah yang tak hingga
bunga-bunga yang akan mengharapmu

ah hujan..
aku melapisinya kini darimu
sampai kunci itu ditemukan
sampai "ambang batas waktu" itu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar