Aku masih jejaki setapak
kenangan itu
Masih ku singgahi
beberapa lembar roman kenangan
Masih ku lafal dan
ku ulang irama rasa
Yang masih bersenandung
merdu dalam fikiran ku
Ada rasa sendu misterius
yang dibisikan
Aku selalu takjub kala
dentingan bening itu menyentuh
Membulirkan tetesan
hangat di pipiku
Aku masih terjaga kala
yang lain merajut mimpi
Ada cerita menyejukkan
relung pada malam
Yang selalu mengingatkan
pada kedamaian sunyi
Agar berlalu sesak mengenang
pada senyap
Aku masih memandang
gerak jarum jam
Supaya aku merasakan
pergerakanmu disana
Yang dulu tersenyum akan
tingkah lucumu
Dan tertawa lebar karena
ulahmu
Aku masih simpan goresan
siluetmu utuh
Walau kadang berusaha
kuhapus biar memudar hilang
Kurobek seperti puzzle
berserak
Tapi guratanmu malah
nyalang terlihat
Kadang aku sangat lelah
berlari
Sangat muak dengan
mereka yang bertanya sinis
Tapi mengapa kau malah
tertancap kokoh disini?
Dan mengapa setiap titik
tertumpu padamu?
Seakan tak memberi ruang
untukku
Seakan susah bernafas
dan berat untuk dihembuskan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar