Masih risih akan bersikap, asing dan
berjarak
Tertarik melirik membungkam
keributan sekeliling
Terlalu dini berbaur pada pesta
kota yang tak pernah tidur
Di sudut palanta kota ini aku
melihatmu
Duduk bermandikan ribuan cahaya
dan debu kota
Diam dalam pekaknya gendang indra
pada eforia dunia
Pandanganku memotret rupamu pada
memoriku
Masih dibangku yang sama kau
berpangku
Menikmati manisnya gulali tanpa
acuh
Melumat setiap helain lembutnya
Masih kau tetap menarik mataku
Setiap ku langkahkan pijakan ke
kota ini
Hanya rupamu yang melayang disetiap
tangkapan indraku
Berlarian seperti gambar hidup
dari putaran film
Kau begitu tertancap kokoh pada
sel otakku
Setahun sudah saat aku kembali
lagi
Menggulung ribuan mil dan waktu
untuk menemuimu
Gadis bermata bola pingpong
dengan senyum indah
Berharap aku bisa menyapa
Palanta kota ini masih sama
Gempita oleh remaja dengan gaya
zamannya
Ramainya sunyi saat sosokmu
tak lagi disana
Kota megah yang runtuh saat kau
tak disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar