Tak luas memang hanya persegi mungil
Ingin kuhadiahi sebagai hadiah ketulusan dan kesungguhan
Meski rumah tak ingin menjadi hadiah
Di persegi mungil itu sudah kupancang pondasi kokoh
Meski atap masih jauh untuk melindungi
Ingin kupasang seribu jendela bening disetiap sisi
Walau tiang bergantung belum menancap tegak
Tangga –tangganya biar ku pijak dari gerbong kereta ini
Yang tiada henti melaju bersama waktuku sampai tujuan
Dinding sebagai penutup biar kupungut dari batas langit
Sampai dinding itu benar mengatup pada tiang dan pancang
Kereta terus melaju seperti musim yang berubah
Puluhan stasiun pemberhentian ribuan penumpang
Ini yang kesekian ratus kali aku menjejak melangkah
Masih pada peron yang sama dan bunyi lokomotif panjang
Akankah rumah impianku berdiri pada persegi mungil ini?
Mungkin akan lebih mudah membangunnya jika ada teman
Mungkin…mungkin saja
karena aku ingin tinggal menetap tanpa resah pada perjalanan yang melelahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar