Selasa, 14 Januari 2014

Biarkan Aku Tanpa Bias

Sepucuk kertas di awal senja
Ya aku mengirimnya jauh sebelum kau siap membacanya
Bahkan tanpa sempat kau perbaiki sandaran kursimu
Supaya kau nyaman menelan dan mencerna setiap makananya



Musim mungkin berganti
Resaplah udara yang mulai lembab di paru mu
Seduhan kopi tak berdaya mengusir angin petang itu
Sesekali kau tenggak cangkirmu dengan gemetaran

Ya musim hujan telah kembali
Kau tetap diam menatap lembar itu
Nanar matamu menyapu setiap kalimat
Gemertak dagumu menyudahi deretan kata perkata

Senja kelam berteman rintik yang luruh dari langit
Desau angin menderu menyenyakkan segala jiwa
Tapi kau masih bersandar di kursi tua itu
Masih menggenggam erat kertas itu

Pelan kau ulang setiap goresan kata
Seakan aku yang berbisik di telingamu
Hapuslah ilusimu itu,biarkan aku pergi
Menjauh dari segala kenanganmu

Biarlah bayanganku mengelam bersama malam
Sayup suaraku bersama deru angin
Lepaslah aku seperti mimpi yang terlupa
Biarkan semua tanpa bias

Ikhlaskan aku kali ini
Karena aku pergi bukan untuk menyakitimu
Bukan untuk merancu jalanmu
Bukan…aku pergi karena aku ingin kau bahagia seutuhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar