Minggu, 08 Juni 2014

Kota runtuh

Dikota ini dulu kita dipertemukan diantara jutaan manusia
Masih risih akan bersikap, asing dan berjarak
Tertarik melirik membungkam keributan sekeliling
Terlalu dini berbaur pada pesta kota yang tak pernah tidur


Di sudut palanta kota ini aku melihatmu
Duduk bermandikan ribuan cahaya dan debu kota
Diam dalam pekaknya gendang indra pada eforia dunia
Pandanganku memotret rupamu pada memoriku

Masih dibangku yang sama kau berpangku
Menikmati manisnya gulali tanpa acuh
Melumat setiap helain lembutnya
Masih kau tetap menarik mataku

Setiap ku langkahkan pijakan ke kota ini
Hanya rupamu yang melayang disetiap tangkapan indraku
Berlarian seperti gambar hidup dari putaran film
Kau begitu tertancap kokoh pada sel otakku
Setahun sudah saat aku kembali lagi
Menggulung ribuan mil dan waktu untuk menemuimu
Gadis bermata bola pingpong dengan senyum indah
Berharap aku bisa menyapa

Palanta kota ini masih sama
Gempita oleh remaja dengan gaya zamannya
Ramainya sunyi saat sosokmu tak lagi disana
Kota megah yang runtuh saat kau tak disini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar