Rabu, 09 April 2014

Mimpi

Gelembung-gelembung beterbangan meliuk ditiup angin
memantulkan nuansa kemilau warna warni
berharap terbang meninggi menyentuh buntalan lembut awan
menari kian kemari sebelum pecah tertusuk paparan panas surya

Lihatlah gerombolan anak desa itu
mereka asyik bermain lumpur
saling sembur dan larut dalam kesenangan yang mereka ciptakan
riuh rendah suaranya tanpa peduli petang menjelang

Ah aku iri pada gelembung-gelembung indah
dan aku juga iri pada anak-anak itu
lepas tanpa beban yang menekan pundak
langkah yang masih lebar untuk berlari

Kini liatlah siluet bayang dibatas temaram senja berjinjit mendekat
matahari membakar perlahan semangat itu
membuatnya melayang dan terbang tanpa arah
melewati arakan mega-mega petang itu

Ah aku masih menggenggam erat sebait mimpi itu
masih kubungkus rapat dalam wadah anganku
masih kutaksir detik agar menembus dinding waktu
agar aku benar-benar terbangun dan nyata menyentuhnya

Kini aku masih mengatur langkah
seperti bayi yang belajar berjalan jatuh dan bangkit
meskipun terkadang jemu dan lelah terus kucoba
agar mimpi berarti saat puncak terlihat masih jauh




Tidak ada komentar:

Posting Komentar