Kamis, 17 April 2014

Srikandi Tanpa Nama

Terlahir,pertemuan dan perpisahan adalah takdir
Cinta dan benci hanyalah pautan rasa
Rindu akan bayang yang menipis,menggerogoti dada merapuh
Menyesak ritme ruh yang mendenyut
Pikiran berpilin dan memberontak logika

Memecah sunyi ombak di semenanjung
Angin bangun menggeliat menderu menghempas layar dan tiang
Kapal dan perahu merapat enggan menjajali riakan garang ombak
Gerombolan camarpun enggan mengepak, diam di ranting bakau

Barisan gerimis mengundang kelam, bergelayut dan menyaput muram
Pagi tertidur saat petang bertandang ,mengusir surya dari pandangan
Pekat kelam menyapa nanar akan warna,tak terbeda lagi nuansa
Hanya gaung bisu dan dingin yang merajai waktu

                Tak ada siapa-siapa dan tak ada apa-apa
                Tak ada lagi. hanya aku .berjalan menyusuri terjal setapak ini
                Berharap menuju ujung dan menyentuh sucinya embun pagi
                Masih kudekap pengap sambil berlari, agar menelan sedu penghabisan

    Karena aku srikandi tanpa nama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar