Sabtu, 03 Mei 2014

Aku menemuimu Bromo

Aku menjumpaimu lagi Bromo
walau berat medan untuk bisa melihatmu lagi
kutapaki tanpa ragu meski aku tak segagah tahun-tahun lalu
aku menjejakimu lagi Bromo
banyak ceritaku akan eforia kota pada puncakmu yang elok



Tidakkah kau juga senang aku menjumpaimu lagi Bromo?
dahulu mungkin aku berkunjung dengan temanku kesini
tapi tidak untuk malam-malam ini Bromo, hanya aku dan kamu
kita akan bercerita menyeruput kopi berlampir dingin kawahmu

Tidakkah kau gembira Bromo?
jangan kau diam Bromo, aku hanya penat akan megahnya kota
aku hanya ingin menjemput pagi dan berbagi denganmu
walau lembah dan hamparan elok langit kau suguhkan
kita akan bercengkrama sambil menyentuh kerlip bintang

Lihat Bromo, lembah dan kawahmu mulai tertutup kabut tipis
kau jangan gusar, malam ini aku akan menemanimu
aku ingin berbisik melalui bulir-bulir embun yang menyentuh dedaunan hutanmu
aku hanya meresapi dan menyimpan ketenangan yang kau janjikan.

kenapa kau tetap bungkam,Bromo?
apakah bisikanku terhalang kicauan meribut binatang malam ?
aku bergelung disisi lembahmu, Bromo
hanya mengagumi keelokanmu dalam diammu

Aku memejam mata saat gerimis menembus rimbamu
membiarkan kulitku tersentuh dengan setiap cintamu
menghirup dalam oksigen malammu agar nafas bersatu dengan udaramu
walau kau hanya diam bungkam

Bromo..apakah aku disini hanya berbicara pada bahasa kehampaanmu?
hanya suara desiran anginmu pada lereng- lereng terjal
menghapus jejak ribuan pendaki yang berlalu lalang menyapamu
aku terpejam dengan nuansa diammu yang tenang
hanya getaran daun rimbamu yang menari dengan angin malam
aku hanya rindu suaramu malam ini
entah mengapa kini senyap dari kelantanganmu dalam sunyi dan kehampaan
diam tanpa sedikit berbisik sebelum fajar merekah
aku akan kembali padamu Bromo pada malam yang lebih sunyi
saat kau tidak lagi bungkam dan kita menghabiskan malam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar