Jumat, 23 Mei 2014

MEMOAR

Aku masih jejaki setapak kenangan itu
Masih ku singgahi beberapa lembar roman kenangan
Masih ku lafal dan ku ulang irama rasa
Yang masih bersenandung merdu dalam fikiran ku
Aku masih suka akan tetesan hujan
Ada rasa sendu misterius yang dibisikan
Aku selalu takjub kala dentingan bening itu menyentuh
Membulirkan tetesan hangat di pipiku

Aku masih terjaga kala yang lain merajut mimpi
Ada cerita menyejukkan relung pada malam
Yang selalu mengingatkan pada kedamaian sunyi
Agar berlalu sesak mengenang pada senyap

Aku masih memandang gerak jarum jam
Supaya aku merasakan pergerakanmu disana
Yang dulu tersenyum akan tingkah lucumu
Dan tertawa lebar karena ulahmu

Aku masih simpan goresan siluetmu utuh
Walau kadang berusaha kuhapus biar memudar hilang
Kurobek seperti puzzle berserak
Tapi guratanmu malah nyalang terlihat

Kadang aku sangat lelah berlari
Sangat muak dengan mereka yang bertanya sinis
Tapi mengapa kau malah tertancap kokoh disini?
Dan mengapa setiap titik tertumpu padamu?
Seakan tak memberi ruang untukku
Seakan susah bernafas dan berat untuk dihembuskan lagi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar