Kamis, 01 Mei 2014

Suluh Rindu

Merindu , tak perlu kau tanyakan itu kepadaku
Tidakkah kau dengar gemuruh di batinku
Yang berkecamuk sendu
Sampai udara disekitarku pun lembab mendayu
Lihat bunga kuncup enggan menebar indah kelopaknya
Daunpun gelisah akan  goyangannya pada tangkai rapuh
Yang perlahan gugur dan beterbangan entah berkelana kemana bersama sang angin


Merindu, tak perlu kau ajarkan padaku
Tidakkah kau tangkap dari gerakku?
Ibarat mimosa pudica dengan gerak nastinya merindu cahaya
Seperti ipomoea purpurea yang setia pada embun pagi
Dan merindu seperti titik siang malam dalam lintasan pengorbitan

Merindu, tak perlu kau bisikan padaku
Karena angin sore telah mengantarnya padaku
Sehingga mengendap senyap dalam mimpi
Berpadu satu dalam nyata dan asa

Merindu, tak perlu kau kenalkan padaku
Dia telah datang menjabatku erat
Bercerita tentang gundah yang menyerang
Bagai hujan badai yang tak terjinakkan

Merindu, tak perlu kau perlihatkan padaku
Karena cahayanya telah menyilaukanku
Bunga apinya indah dalam keganasannya
Membakar bagai suluh rindu yang tak bisa kupadamkan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar