Selasa, 13 Mei 2014

GALAKSI

Padatnya bumi bukan berarti langit tempat lapang untuk bertualang
Air yang jernih bisa jadi dari pembebasan sumber akan lumpur
Tidakkah kau lihat tetesan bening langit yang berasal dari gelap pekat awan?
Dan tidakkah kau sadar akan arti hadir pelangi setelah badai?

Aku hanya manusia dari planet yang sama
Tersusun dalam rangka indah pada keragaman dunia
Bukan berarti aku sempurna leluasa bertahta
Dan tidak pula hakku membatasi wilayah
Karena tanah dan angkasa luas tak terkira dalam hitungan cahaya

Dan aku hanya mencari cahaya dengan mengadu pada setiap aksara
Mencoba bersuara tanpa menguncang tatanan tata surya
Memberi makna tanpa perlu melewati Sembilan cahaya angkasa
Ya aku sadar ini masih bumi,bukan Pluto atau Sedna

Aku  bukanlah bulir hujan yang seromantis gerimisnya bagi para pecinta
Aku juga bukan matahari yang partikelnya menghangatkan hati beku para pembenci
Aku tidak bintang yang berkelip indah karena serapan cahaya di langit malam para musafir
Aku hanya planet yang setia mengelilingi surya pada porosnya
Aku hanya embun yang setia melewati atmosfir demi menemui pagi
Aku hanya sungai yang selalu bermuara kelautan tanpa iri pada keluasan yang dimilikinya
Dan aku hanya tetesan salju putih yang mengkristal di setiap rumah kaca di musim dingin
Aku mungkin kemarau saat udara lembab tak lagi bersahabat
Dan mungkin saja aku senja saat masih inginkan siang

Dan kini aku menjelma menjadi sebuah butiran kecil partikel
Yang mengisi kelengkapan galaksi
Pantaskah disejajarkan pada planet planet yang mengorbit pada satu poros?
Atau aku perlu mencoba hidup pada dunia ku sendiri
Yang bebas menata ruang galaksi sesuka hati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar